Minggu, 26 April 2020

Elizabet Twinning's Story


grayscale photo of London City, Westminster Bridge, London

SUMMARY


London, 11 Agustus 1958

         Ketika rumor lebih mengerikan dari sebuah penyakit, peradaban eropa nampak maju sekaligus mundur. Kepraktisan menjadi salah satu kebiasaan para bangsawan inggris yang hanya menginginkan harta dan kekuasaan. Pernikahan adalah sebuah bisnis yang terlalu mudah untuk diatur dan diputuskan. Layaknya sebuah lelucon, hubungan suami-istri hanyalah sebatas hitam di atas putih bak tiket yang mampu membebaskanmu untuk mengatur teman tidurmu sesuka hati. Ya, pernikahan mampu melakukan itu.

         Mungkin kau bisa menolaknya, ketika dirimu memiliki kekuasaan dan harta yang melimpah. Bagaimana jika sebaliknya? Tak ada kekuasaan maupun harta, yang ada hanya kertas hutang yang menggunung. Di sinilah peran ke-prak-tis-an dari sebuah pernikahan. Hutang dibayar dengan nyawa. Ah- mungkin lebih tepatnya 'seseorang'. Bisa dibayangkan, bagaimana tradisi ini menggrogoti martabat kebangsawanan yang selalu mereka sombongkan? Ribuan orang telah menjadi korban 'pernikahan'. Sebuah kata “sakral” nyaris tabu. Apakah kau tetap masih berminat untuk menikah setelah mengetahui semuanya? Tentu saja, jawabanku dengan tegas, TIDAK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Elizabet Twinning's Story

grayscale photo of London City, Westminster Bridge, London SUMMARY London, 11 Agustus 1958           Ketika rumor lebih menge...